Rabu, 12 Juni 2013

1.Pedang Salahuddin Ayyubi
Pedangnya Salahuddin Ayyubi / Saladin, jendral dan pejuang muslim Kurdi dari Tikrit. Pedang ini dibuat dari baja damascus yang sangat keras namun lentur karena memiliki kandungan CNT (carbon nanotubes). Katanya pedang ini sangat tajam, saking tajamnya bisa dengan mudah menembus baju zirah renald de chatilon.
Salahuddin terkenal di dunia Muslim dan Kristen karena kepemimpinan, kekuatan militer, dan sifatnya yang ksatria dan pengampun pada saat ia berperang melawan tentara salib. Sultan Salahuddin Al Ayyubi juga adalah seorang ulama. Ia memberikan catatan kaki dan berbagai macam penjelasan dalam kitab hadits Abu Dawud. Sekarang pedang ini merupakan koleksi pribadi Shahhi family in the UAE.Harganya sekitar $555.000

2.The Sword of Goujian
Pedang ini merupakan harta negara dan mempunyai karisma setara dengan Pedang Excaliburnya King Arthur. Ketika ditemukan, pedang ini telah berusia kurang lebih 2000 tahun, tapi masih sangat tajam dan tidak berkarat. Terlebih lagi,terdapat pola berbentuk belah ketupat dan 11 lingkaran konsentris yang terletak hanya berjarak 0,2 milimeter dari hiltnya.
Material: perunggu.
Panjang: 55,6 cm (termasuk gagangnya)
Lebar: 5 cm. Bilah pedang terbuat dari tembaga, membuatnya lebih lentur dan lebih kecil kemungkinannya untuk hancur; sisi pedang memiliki kandungan timah, membuatnya lebih keras dan mampu mempertahankan tepi tajam; sulfur mengurangi kemungkinan pudarnya pola-pola.
Pedang Goujian adalah salah satu contoh yang mengagumkan dari ilmu metalurgi terdahulu di Cina. Bahkan sekarang, pedangnya sendiri tidak mudah untuk direplikasi.
3.Pedang Zulfikar
Zulfiqar, pedang legendaris Ali ibn Abu Thalib. Dikisahkan, pada Perang Uhud (625 M) Rasul Muhammad SAW menghadiahi Zulfiqar kepada Ali, menantunya, dan dengan pedang itu Ali menaklukkan musuh terberatnya, Amr ibn Abdawud, menghancurkan sekaligus helm dan perisainya. Zulfiqar kemudian digunakan Husayn ibn Ali, cucu Rasul, yang gugur dalam Perang Karbala.
4.Honjo Masamune
Honjo Masamune, adalah pedang simbol Shogunat Tokugawa yang dibuat oleh Masamune, pembuat pedang terkenal di Jepang di awal abad 14. Pedang buatan Masamune sering dibandingkan dengan pedang buatan Muramasa, yang konon adalah bekas muridnya. Pedang Masamune melambangkan kedamaian sedangkan pedang Muramasa melambangkan haus darah.
5.Muramasa
Muramasa Sengo (Sengo Muramasa) adalah seorang swordsmith terkenal yang mendirikan sekolah dan Muramasa tinggal selama periode Muromachi (abad ke-16) di Jepang.
Oscar Ratti dan Adele Westbrook mengatakan bahwa Muramasa “adalah swordsmith yang pandai tetapi kejam dan sakit-pikiran, yang tercemin pada bilah pedang buatannya… Pedang ini diyakini haus darah dan untuk mendorong prajurit mereka untuk melakukan pembunuhan atau bunuh diri. “
Ketika Ieyasu Tokugawa menjadi Shogun,pedang buatan Muramasa tidak lagi populer karena diyakini banyak membunuh orang-orang deket Ieyasu.
6.The Wallace Sword
Pedang ini dimiliki Sir William Wallace (1270 – 1305), Seorang patriot dan ksatria Scotlandia yang melakukan perlawanan terhadapan penjajahan Inggris. Disebutkan bahwa pedang ini digunakan dalam the Battle of Stirling Bridge in 1297 dan the Battle of Falkirk (1298).
Panjang bilah pedangnya 132 cm, sedangkan panjang keseluruhannya termasuk pegangannya adalah 168cm. Lebar bilah pedangnya bervariasi, dekat pegangannya 2.25 inchi dan 0.75 di ujungnya. Berat pedangnya adalah 2.7kg.
7.Tippu Sultan Sword
Pedang milik Sultan Fateh Ali Tipu (bahasa Urdu: فتۃ الی تیپو) November, 1750, Devanahalli – 4 Mei, 1799, Srirangapattana), juga dikenal dengan julukan Harimau dari Mysore, adalah penguasa de facto dari Kesultanan Mysore di India dari tahun 1782 (di saat ayahnya wafat) sampai kematiannya di tahun 1799.
Legenda / Mitologi

Minggu, 13 Januari 2013

10 Kiper Terbaik Indonesia

30 01 2010 Indonesia punya banyak pemain sepakbola berbakat. nih pengen bikin peringkat kiper terbaik yang pernah jadi penjaga gawang kesebelasan Indonesia,
1. Maulwi Saelan

Maulwi Saelan (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 8 Agustus 1928; umur 81 tahun) adalah salah satu pemain sepakbola legendaris, bermain di Olimpiade 1956 dan juga pejuang kemerdekaan Indonesia. Ia juga pernah menjadi salah satu ajudan pribadi presiden Soekarno. Selain itu ia dikenal juga sebagai pendiri Taman Siswa Makassar.
2. Ronny Paslah

Ronny Pasla (Medan, 15 April 1947 adalah mantan kiper Indonesia yang berkiprah sekitar tahun 1960’an – awal 1970. Ejaan namanya sering juga ditulis sebagai Ronny Paslah.punya julukan Macan Tutul.
Prestasi Tim Nasional Indonesia
* Timnas Indonesia, Juara Piala Agakhan di Bangladesh, 1967
* Timnas Indonesia, Juara Merdeka Games, 1967
* Timnas Indonesia, Peringkat III Saigon Cup, 1970
* Timnas Indonesia, Juara Pesta Sukan Singapura, 1972
3.Yudo Hadianto
Yudo Hadianto (lahir di Solo, Jawa Tengah, 19 September 1941; umur 68 tahun) adalah salah satu pemain sepak bola legendaris Indonesia era 1960-an dan 1970-an. Pada masanya ia sempat diakui sebagi kiper terbaik Asia. Selain itu ia pernah kuliah di Fakultas Ekonomi UI periode 1960-1963 tetapi tidak selesai.
Tim Nasional (1961-1976)
* Juara Merdeka Games 1962, 1969, 1974 di Kuala Lumpur, Malaysia
* Juara King’s Cup 1968 di Bangkok, Thailand
* Juara Aga Khan Cup 1970 di Bangladesh
4.Hermansyah
courtesy of Hermansyah
Mantan Kiper Tim Nasional era 90 -an, membela klub Mastrans Bandung Raya, dan ikut memberikan gelar juara Liga Dunhill bagi klubnya. dikenal sebagai kiper tangguh, dan spesialis pemblok penalti. Soal urusan penalti, Hermansyah di timnas sempat dilatih oleh pelatih kiper Brazil, Barbatana.
Berikut catatan karir seorang Hermansyah :
Tim Nasional :
- Diklat Salatiga Th 1979-1982.
- PSSI Junior 1982;
- PSSI Garuda 1982 – 1985 ( Runner Up Kings Cup Bangkok)
- PSSI PPD Juara Sub Grup 3 A. Selangkah lagi Mewakili Asia Kejuaraan Dunia Di Mexico ( Wakilnya Korsel)
- PSSI Rajawali 1986. PSSI A 1987 ( TC Brasil 1 Bulan)
- PSSI Merdeka Games 1988- 1989.
Club :
- Pelita Jaya ( 1988-1990 Juara Galatama)
- Bandung Raya ( 1993- 1996 Juara Liga 1 dan Runner Up Liga Ke II ) – - Persikabo 1997
- Persikota 1998-20009 ( Pemain . Pelatih Keeper 2000-2004)
Coaching career :
- Pelatih Keeper Persija (2005-2006)
- Pelatih keeper Persebaya (2008)
- Pelatih Keeper Persidafon (2009-2010)
- Pelatih Keeper Persema (2010 Sampai Sekarang )
- Pelatih Keeper Nasional Asean Games 2003. ( Tc Di Antalya Turky 1 Bulan )
- Pelatih Keeper Olympik- U-23 )
5.Kurnia Sandy

Penerus Hermansyah di tim nasional. didikan PSSI Primavera, Kurnia Sandy juga pernah bergabung setahun dengan tim italia, Sampdoria, walau tak sempat bermain. pulang ke Indonesia, Kurnia Sandy memperkuat Pelita Jaya, Persik Kediri, Arema Malang, Persebaya Surabaya. seperti Hermansyah, Kurnia Sandy dikenal sebagai kiper yang memiliki kemampuan dan skill di atas rata – rata.
6. Listianto Raharjo

salah satu nama yang sempat menjaga gawang Tim Nasional adalah Listianto Raharjo, tangguh dan cekatan dalam menjaga gawang adalah nilai plusnya.
7.Hendro Kartiko

penjaga gawang tim nasional pasca era Kurnia Sandy. karirnya dimulai dari Persebaya Surabaya, Persija Jakarta, dan kini membela Sriwijaya FC. menyabet gelar kiper terbaik pada Piala Asia 2000, dan dijuluki “Indonesian Fabien Barthez”.
8.Jendri Pitoy

pasca era Hendro Kartiko, Jendri Pitoy sempat mengisi posisi penjaga gawang tim nasional, penjaga gawang Persipura Jayapura ini juga dikenal pandai membaca arah bola dan tangguh.
9.Markus Horison

namanya mencuat kala membela PSMS Medan, Kiper yang kini bermain untuk Arema Malang ini, dikenal tangguh dalam bola – bola atas. salah satu penampilannya yang terbaik adalah ketika Piala Asia 2007 di Jakarta, walau akhirnya Indonesia kalah 0-1, penampilannya mengundang decak kagum, sampai saat ini Markus Horison, yang sekarang telah menjadi muslim, dan merubah nama menjadi Markus Haris Maulana, menjadi pilihan utama di tim nasional senior.
10.Sumardi

Last but not Least, Sumardi layak diberi gelar salah satu kiper terbaik Indonesia, memperkuat Tim Nasional era 90-an, Sumardi dikenal dengan kesetiaannya membela klub PKT, tahun lalu Sumardi sempat memperkuat Deltras Sidoarjo, dan tahun ini kembali ke PKT yang berubah menjadi Bontang FC. sulit dibobol lawan, ciri khasnya adalah rambut kuncirnya.

10 Kiper yang Mencetak Gol Terbanyak – Kamu tahu kan apa tugas kipar dalam olah raga sepak bola ia benar kipar bertugas menjaga gawang sangat sulit memang untuk mencetak sebuah gol namun tidak dengan 10 kipar berikut ini yang mapu menyetak banyak gol mau tahu siapa saja mereka simak berikut ini.
1. Rogerio Mucke Ceni (100 Goals -45 penalty/55 free kick-)

Rogerio Mucke Ceni (lahir 22 januari 1973 di pato branco, parana) adalah kiper berkebangsaan Brasil. Dia telah menjadi anggota klub Serie A Brasil Sao Paulo sejak 7 desember 1990, bermain lebih dari 950 pertandingan dan memenangkan 2 trofi Copa Libertadores dan dua World Club Championship. Rogerio Ceni adalah kiper yang memiliki keterampilan mencetak gol berkat spesialisasi menendang free kick maupun penalty kick. Hingga kini ia telah mencetak 96 gol melalui tendangan bebas dan tendangan penalti. Dia resmi diakui oleh FIFA dan IFFHS sebagai penjaga gawang yang memiliki rekor mencetak gol terbanyak dalam sejarah sepak bola.
2. Jose Luis Chilavert (62 Goals, -45 Penalty/17 Free kick-)

Jose Luis Felix Chilavert Gonzalez (lahir 27 Juli 1965 di Luque, Departamento Tengah) adalah kiper legendaris Paraguay. Dia pernah memenangkan penghargaan Kiper Terbaik Dunia versi IFFHS tiga kali. Chilavert juga dikenal sebagai spesialis tendangan bebas. Dia mencetak 62 gol dalam karir profesionalnya, termasuk 8 gol di pertandingan internasional. Namun jumlah gol tersebut masih kalah oleh kiper Brazil, Rogerio Ceni.
3. Rene Higuita (41 Goals, -37 Penalty/4 Others-)

Jose Rene Higuita Zapata (lahir 27 Agustus 1966 di Medellin /Barrio Castilla) adalah mantan penjaga gawang Kolombia yang dijuluki “El Loco” alias si Gila. Ia juga merupakan pencipta tendangan Scorpion / Scorpion Kick. Selama karirnya, ia telah mencetak 41 Gol (37 pinalti dan 4 dari yang lain).
4. Jorge Campos (40 Goals, -9 Penalty/31 Others-)

Jorge Francisco Campos Navarrete (dijuluki El Brody atau Chiqui-Campos atau El Chapulín) (lahir 15 Oktober 1966 di Acapulco) adalah mantan pesepakbola Meksiko yang bermain sebagai kiper dan bisa bermain sebagai striker. Ciri khas nya ialah baju buatan sendiri yang berwarna terang dan meriah. Ia sempat didaulat sebagai kiper terpendek dalam sejarah sepakbola (168cm). Selama karir, ia telah mengemas 40 gol.
5. Dimitar Ivankov (40 Goals, -40 Penalty-)

Dimitar Ivanov Ivankov (lahir 30 Oktober 1975) adalah pemain sepak bola Bulgaria yang memulai karirnya di Levski Sofia. Dia bermain sebagai penjaga gawang, namun ia dikenal sebagai pencetak gol juga terutama dalam mengeksekusi tendangan penalti. Ivankov telah mengemas 40 gol dan Ia juga sempat memenangkan Super Lig Turki bersama Bursaspor pada tahun 2010.
6. Johnny Martin Vegas (39 Goals, -30 Penalty/9 Others-)

Johnny Martín Vegas Fernández (lahir 9 Februari 1976 di Huancayo) adalah pesepak bola asal Peru yang bermain untuk Cienciano di Divisi Primera Peruana. Saat ini ia telah mencetak 39 gol di semua kompetisi -30 dari titik putih dan 9 dari tendangan bebas/sundulan.
7. Fernando Arturo Castro Patterson (33 Goals, -29 Penalty/4 Others-)

Fernando Arturo Patterson Castro (lahir 15 Maret 1970 di Kosta Rika) adalah mantan penjaga gawang timnas Kosta Rika yang bermain untuk Deportivo Xinabajul di divisi teratas Guatemala. Namun kini ia adalah telah berpindah kewarganegaraan (naturalisasi) menjadi warga negara Guatemala.
8. Alvaro Misael Alfaro (31 Goals, 20 Penalty/11 Others)

Alvaro Misael Alfaro Sanchez (lahir 6 Januari 1971 di Nueva San Salvador, El Salvador) adalah mantan pesepak bola El Salvador. Alvaro menduduki peringkat ke 8 sebagai kiper tersubur di dunia dengan 31 gol.
9. Hans-Jorg Butt (28 Goals, -28 Penalty-)

Hans-Jorg Butt (lahir 28 Mei 1974 di Oldenburg) adalah pesepak bola Jerman yang bermain untuk FC Bayern Munich di Liga Jerman sebagai seorang penjaga gawang. Ia dikenal sebagai eksekutor tendangan penalti, selama karirnya ia telah mengemas 28 Gol (semuanya dicetak lewat titik putih).
10. Vincent Enyeama (24 Goals, -24 penalty-)

Vincent Enyeama (kelahiran 29 Agustus 1982) adalah kiper timnas Nigeria. Sejak tahun 2002, ia telah bermain untuk tim nasional Nigeria. Saat ini bermain untuk klub Liga Premier Israel Hapoel Tel Aviv. Selama karirnya, ia telah mengemas 24 gol yang semuanya dilakukan melalui titik putih.
Sumber 10 Kiper yang Mencetak Gol Terbanyak disini
Baca Juga:

Sabtu, 12 Januari 2013

5 Pemain Bola yang Pernah Menerima Kartu Merah Tercepat

Kirim Berita Ini Melewati :
Dunia sepakbola tak pernah lepas dari sensasi, di dalam maupun di luar lapangan. Berikut ulasan menarik seputar pemain yang memperoleh kartu merah tercepat sepanjang sejarah perkembangan sepakbola di seluruh pelosok dunia:
 
1. Lee Todd (2 detik)

Rekor penerima kartu merah tercepat dipegang Lee Todd. Salah seorang pemain amatir di Inggris, memperoleh kartu merah di detik kedua pada kompetisi amatir 11 tahun silam. Penyebabnya tidak sepele, dia memarahi wasit yang meniup peluit pertama tanda pertandingan dimulai. Dia mengeluarkan umpatan dengan menyebut suara peluit itu memekakkan telinganya. Sang pemain pun langsung diusir wasit karena dianggap menggunakan kata-kata yang tidak sopan kepada perangkat pertandingan.

2. David Pratt (3 detik)

David Pratt, penyerang klub Chippenham Town (salah satu klub di Divisi Primer Wilayah Selatan Inggris), menjadi pemegang rekor selanjutnya. Dia mendapat kartu merah saat pertandingan baru berjalan tiga detik karena dianggap melakukan pelanggaran keras kepada pemain Bashley Chris Knowles. Peristiwa unik tersebut terjadi dalam salah satu laga Divisi Primer Wilayah Selatan Inggris 2008.

3. Preston Edwards (10 detik)

Preston Edwards merupakan penjaga gawang Ebbsfleet United, salah satu klub yang ikut serta dalam Conference South (divisi lima Liga Inggris). Edwards diusir wasit hanya 10 detik setelah kick off pertandingan saat memperkuat Ebbsfleet menghadapi Farnborough dua pekan lalu. Tak lama tanda kick off dibunyikan, pemain Ebbsfleet Ryan Blake mencoba melakukan backpass kepada Edwards. Akibat terlalu lemah, bola mampu direbut striker Farnborough, Kezie Ibe. Tak punya pilihan lain, Edwards lantas maju dan mencoba menghalau pergerakan Ibe. Alih-alih menyelamatkan gawangnya, Edwards justru menjatuhkan Ibe di dalam kotak penalti. Dia pun dinobatkan sebagai penjaga gawang yang menerima kartu merah tercepat sepanjang sejarah sepakbola.


4. Giuseppe Lorenzo (10 detik)

Rekor kartu merah tercepat juga diperoleh pemain Bologna, Giuseppe Lorenzo. Pada pertandingan Serie A Italia pada 1990, dia mendapat kartu merah saat pertandingan baru berjalan 10 detik. Lorenzo diganjar kartu merah setelah memukul salah satu pemain Parma.

5. Kevin Pressman (13 detik)

Setelah menyumbangkan nama Lee Todd, David Pratt, dan Preston Edwards dalam pemegang rekor penerima kartu merah tercepat, liga di Inggris juga menyumbangkan salah satu pemain lainnya, yakni penjaga gawang Sheffield Wednesday Kevin Pressman. Pressman dihukum dengan kartu merah langsung karena memegang bola secara sengaja di luar kotak penalti pada 2000 saat pertandingan baru berjalan 13 detik

Kamis, 10 Januari 2013

0
Setiap masa atau setiap sejarah dunia memiliki pemain pemain hebat, namun yang bisa menjadi pemain hebat disepanjang sejarah hanya beberap[a saja, pemain terbaik sepanjang masa diakui oleh pengamat bola, dan daftar pemain pemain terbaik itu ada pada abad ini, dan kita masih terus akan melihat aksinya, Kita menjadi saksi sejarah dari permainan hebat mereka, Cristiano Ronaldo dan lionel Messi. Salah satu dari 9 pemain terbaik sepanjang sejarah. atau sepanjang masa.
Berikut adalah 9 pemain sepak bola terbaik sepanjang masa yang dirilis beberapa sumber bola Versi Bolapojok.info.
1. Pele
Foto pele
Brasil terkenal dengan talenta talenta muda nya dibidang sepakbola, tak heran kalau legenda hidup sepak bola salah satunya ada di negri samba ini. Pele. Dijuluki sebagai “Black Pearl”, telah mencetak 1280 gol selama karirnya di sepakbola. kegesitannya dalam mendrible bola, diakui kawan dan lawan, teknik yang hebat, dan insting mencetak gol yang tinggi membuat Pele sebagai sosok yang menakutkan barisan lawan. dinobatkan sebagai pemain terbaik sepanjang abad oleh IFFHS. Karena prestasinya itu, termasuk membawa brazil juara dunia 3 kali.
2. Maradona
Foto Maradona
Argentina sangat mirip dengan inggris yang mengaku sebagai tempat lahirnya sepakbola, sepak bola sudah seperti agama penduduk 2 negara tersebut. tak heran jika salah satu legenda hidup lahir daris sini. Memiliki tubuh yang pendek dan gempal bukan menjadi kekurangan, justru disinilah kelebihan maradona. Karena struktur tubuhnya itulah yang membuat Maradona memiliki kaki yang kuat dan low center of gravity. Gaya bermainnya sangat strategis, Lincah dan kadang membuat lawan frustasi. Gol gol indahnya diakui banyak orang, salah satu gol kontroversial adalah gol ke gawang Inggris dan dikenal dengan “Hand of God.” Tidak berhenti sampai di situ, ia pun melewati beberapa pemain Inggris untuk mencatatkan namanya di papan skor. semenjak pensiun dari sepakbola Dunia gelap menghampiri sang nabi sepak bola bagi argentina ini. Dia terjerumus Narkoba. Walau akhirnya sedikit bisa lepas dari pengaruh Obat. namun sifatnya yang tempramen membuat dia sering dimusuhi beberapa media, tak heran juga dia menjadi musuh abadi Pele Ibarat persaingan Ronaldo dengan Messi.
3. Lionel Messi
Foto messi
The Messiah Julukannya. Mungil kecil mirip Maradona, ada yang mensejajarkannya dengan Maradona, tapi banyak juga yang menganggap Messi jauh lebih hebat dari maradona. Bersama Barcelona messi sudah mendapatkan segalanya. Hanya dia mandul di negaranya sendiri. itu yang membedakannya dengan sang legenda hidup Maradona. Kini persiapan messi dengan tim argentina menyambut piala dunia 2014 menjadi harapan besar messi untuk menyamai prestasi sang legenda hidup si tangan tuhan.
4. Cristiano Ronaldo
Foto Cristiano Ronaldo
Dunia Sepak bola saat ini seolah milik 2 orang hebat ini, Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi, hampir semua berita bola mengulas 2 sosok ini. dan pemain lain ibarat pelengkap saja. persaingan kedua pemain hebat ini dipuja oleh sekjen Fifa sep blater. dia menggambarkan sulitnya memilih mana yang terbaik antara messi dengan cr 7. lalu memberikan julukan Messi adalah seorang pesulap, sedang Ronaldo adalah sang jendral. Itulah kenapa CR7 menjadi salah satu pemain terbaik Dunia.
5. Zinedine Zidane
Foto zinedine zidane
Bintang francis dan juga real madrid ini diakui memiliki umpan terbaik didunia, selain eksekutor bola mati yang tangguh, zidane adalah seorang pengatur serangan yang tidak ada duanya, Di madrid dia mendapatkan yang pantas baginya, juara dan piala dan juara lagi, sedang bersama negaranya francis, zidane mempersembahkan Piala dunia untuk negaranya. kesuksesan francis diakui karena peran dari pemain keturunan aljaizair ini.
6. Lev Yashin
Foto Lev Yashin
Kiper yang masuk deretan kiper terbaik dunia sepanjang sejarah adalah Lev Ivanovich Yashin. penjaga gawang terhebat yang pernah ada. dia adalah seorang berkebangsaan uni soviet (sebelum terpecah) dan menjadi penjaga gawang paling disegani di masa nya. Dia bermain 22 musim untuk Dinamo Moskwa, satu-satunya klub yang pernah ia wakili, memenangkan lima kejuaraan liga dan tiga kejuaraan cup. Dia memberi kontribusi luar biasa dari permainannya dan mengilhami pengaturan standar sepak bola modern untuk kiper. Selain terkenal sabagai atlet yang hebat karena keberaniannya, ia merupakan salah satu kiper pertama yang memegang komando seluruh area penalti dan melakukannya dengan keyakinan tak tertandingi. Dia juga tampil mengesankan pada garis gawang dengan refleks yang menakjubkan dan kelenturan yang membuatnya hampir sempurna. Yang paling menonjol, ia menciptakan sikap umum menangkap bola, menciptakan berbagai cara untuk menghalau bola dari meninju hingga menendangnya jauh dari kotak penalti saat diperlukan. Yashin adalah penjaga gawang pilihan pertama bagi Uni Soviet di era 1954-1967. Dalam kariernya ia memenangkan 78 piala dan bermain di tiga Piala Dunia (World Cup) 1958, 1962, dan 1966. Pada tahun 1956 ia adalah anggota tim nasional Uni Soviet yang memenangkan olimpiade di Melbourne dan empat tahun kemudian ia memenangkan kejuaraan Eropa. Salah satu momen paling membanggakan dalam kariernya adalah ketika ia memenangkan penghargaan European Player of the Year pada tahun 1963. Dia masih tetap menjadi kiper hanya untuk memenangkan hadiah itu. Ia juga dikabarkan telah menggagalkan lebih dari 150 tendangan penalti dalam karier yang panjang. Pada tahun 1986 cedera lutut kaki kanannya yang semakin parah membuat dokter terpaksa mengamputasi kakinya dan empat tahun kemudian ia meninggal setelah mengalami komplikasi dalam pembedahan. Kehebatan dari Lev Yashin ini digambarkan seperti seorang pahlawan, sehingga sampai saat ini belum ada yang disejajarkan dengannya.
7. Ronaldo
Foto Ronaldo
Walau akhir karirnya tragis karena cidera yang dialaminya, tapi semua orang setuju dengan nama Ronaldo menjadi bagian dari 10 pemain sepak bola terbaik sepanjang sejarah. Pergerakan pemain yang satu ini sangat lincah dan cerdik, bola seperti menempel dengan kakinya, sehingga pemain bertahan akan kesulitan untuk menghalau serangannya. Ronaldo terkenal dengan dribble andalannya yaitu joga bonito. Bermodalkan dribble-nya yang cepat dan akurat serta kemampuannya dalam finishing, membuat pemain yang satu ini dijuluki sebagai “The Phenomenon” selain itu dia dijuliki the golden Boy. Tim-tim besar Macam Barcelona, Inter Milan, Real Madrid, dan AC Milan, sempat menjadi persinggahan Ronaldo. Gelar yang diraih puntak terhitung. Selain itu, Ronaldo juga memberikan 2 piala dunia bagi negaranya brasil. Ia juga melengkapi koleksi gelarnya sebagai pemain yang mendapatkan 3 gelar pemain terbaik dari FIFA.
8. Ronaldinho
Foto Ronaldinho
Ronaldo de Assis Moreira dijuliki juga “the magicman” adalah pemain sepakbola terlengkap yang pernah dimiliki dunia. Ronalidhinho bisa melakukan kontrol, dribble, passing, finishing, dan free kick dengan sama baiknya. Gaya permainannya yang suka mempertontonkan “freestyle soccer” selalu mengundang decak kagum. Seringkali pemain lawan dilewati dengan menggunakan trik-trik yang fantastik. Bahkan pernah suatu kali, penonton dari seteru abadi timnya, Real Madrid, melakukan standing ovation kepada pemain satu ini, karena berhasil melewati beberapa pemain sekaligus hingga mencetak gol akhirnya. Bukan sesuatu yang sering dilakukan oleh penonton Real Madrid tentunya apalagi rivalitas kedua tim sangat tajam. Walau akhirnya ronaldinho mandul di akhir karir, tapi kehebatannya di masa jayanya tidak ada yang meragukan dan semua setuju akan kehebatan komplit yang dimilikinya. Ronaldinho Memberikan gelar prestie kepada klub nya barcelona. Barcelona menjadi juara la liga pada periode 2003-2006, dan menjadikan klub tersebut juara Liga Champion. Memang karirnya di timnas Brasil tidak segemilang di klubnya. Prestasi pribadi pun diraihnya ketika dinobatkan dua kali sebagai pemain terbaik oleh FIFA pada tahun 2004 dan 2005.
9. David Beckham
David Beckham
Beckham Menjadi pilihan terakhir dari pemain terbaik sepanjang sejarah menurut penulis, sebagai pemain yang memiliki Tendangan bola mati yang sangat akurat, Beckham seolah menjadi inspirasi buat banyak pemain untuk menjadi algojo dalam setiap eksekusi bola bola mati, Beckham membuat pengaruh besar pada dunia sepakbola dengan skill nya, sebelum muncul beckham, tendangan bola mati hanyalah umpan biasa, walau ada beberapa yang memang akurat menjadi gol, namun semenjak era beckham, Bola mati adalah ancaman besar sebuah tendangan menciptakan Gol.
Ada beberapa pemain yang mungkin masuk kriteria untuk masuk dalam deretan pemain terbaik sepanjang sejarah, tapi penulis menilainya dari sisi skil, dan pengaruh sang pemain dimasa nya. Itulah 9 Pemain Sepak Bola Terbaik Sepanjang Sejarah versi Berita sepak bola bolapojok.info

Incoming search terms:

  • GAMBAR PEMAIN BOLAH TERBAIK SEKARANG DGN ASAL NEGARA NYA
  • gambar pemain sepak bola dan riwayatnya
  • gambarpemain bola ter baik dunia
  • pemain sepak bola terbaik sepanjang masa
  • pemain sepak bola terkenal
  • sejarah sepak bola
  • pemain bola terhebat sepanjang sejarah eropa
  • photo messi dan riwayatnya
  • pele pemain brazil
  • pemain sepak bola yang internasional dengan riwayat

Leave a Reply






 9 Pemain Sepak Bola Terbaik Sepanjang Sejarah

SPESIAL: Pemain Terbaik Yang Tak Pernah Menangi Ballon d'Or

Xavi hanyalah satu dari sekian banyak pemain kelas wahid dengan torehan fantastis, baik bagi klub maupun timnas, yang tak pernah mencicipi titel Ballon d'Or.

Anugerah Pamuji

Messi , Xavi, Ballon D'or 2011
Getty

ANALISIS   ANUGERAH PAMUJI     Ikuti di twitter
Ballon d'Or edisi tahun lalu melahirkan kembali pesepakbola terjago yang identik seperti dua tahun sebelumnya, dia adalah Lionel Messi. Yah, di malam penganugerahaan yang digelar di Zurich tahun lalu itu, mega bintang Barcelona ini akhirnya berhasil mengklaim titel pribadi paling prestisius ini untuk kali ketiga secara beruntun. Sukses ini menyejajarkan Messi dengan legenda sepakbola termasyhur seperti Johan Cruyff, Marco van Basten, yang mencatatakan tiga Ballon d'Or, dan Michel Platini -- legenda Prancis yang juga mampu merengkuh Ballon d'Or hat-trick secara berturut-turut.

Walau demikian, tak sedikit yang memperdebatkan kelayakan Messi merebut gelar itu untuk tahun ini. Bahkan bomber asal Argentina itu disebut tidak pantas bila hanya merujuk pada 59 golnya, 35 asis dan lima trofi yang dia hadirkan sepanjang 2011 bagi Los Blaugrana. Semua mata analis sepakbola dunia justru kini mengindahkan sosok Xavi, gelandang elegan yang cuma bisa merengkuh gelar perunggu selama tiga tahun berturut-turut di bawah bayangan Messi. Tak sedikit pula yang menyebut kans Xavi untuk memenangkan Ballon d'Or sudah tertutup [merujuk pada umur sang gelandang].

Miris memang bagi Xavi. Anda mungkin tidak lupa bukan betapa catatan kontribusi yang dia berikan baik bagi Barcelona maupun timnas Spanyol tidak main-main. Gelar Piala Dunia 2010 yang ia hadirkan kemarin mungkin bisa menjelaskan pada Anda betapa Xavi amat sangat pantas disebut "best centre midfielder of all time". Liga Champions? Gelar itu mungkin tidak akan didapatkan bagi Barca tanpa campur tangan Xavi. "Tukang servis" Messi di Barca ini memang masih bisa kita sebut sebagai gelandang berkelas untuk dua-tiga tahun mendatang, tapi mungkin sulit untuk mengesahkan namanya dalam balutan titel Ballon d'Or. Sejatinya, tahun lalu peluang Xavi menasbihkan namanya dalam sejarah.

Xavi bukan satu-satunya legenda sepakbola kelas dunia yang terlupakan. Bila kita mengamati jauh sebelum era sepakbola modern, setelah Stanley Matthews di tahun 1956 yang menjadi orang pertama memenangkan Golden Ball, Masih ada banyak lainnya nama-nama kelas wahid dengan segudang torehan prestasinya yang terlupakan di mata dunia dan tak pernah memenangi Ballon d'Or. Siapa-siapa saja dia? GOAL.com akan menjabarkan di bawah ini.

Namun perlu ditegaskan, apa yang akan dibahas sekarang ini tidak hanya berbicara soal pemain terbaik dunia sepanjang masa, tapi mereka-mereka juga yang telah berhasil menaklukkan dunia -- baik performanya selama semusim maupun dalam beberapa periode tertentu -- dan mungkin sudah sepantasnya nama mereka masuk dalam daftar pemenang Ballon d'Or. Dan Perlu digarisbawahi juga, Ballon d'Or sebelum di tahun 1995 saat menelurkan nama George Weah, striker asal Liberia, hanya pemain-pemain dari Eropa yang bermain untuk klub Benua Biru lah yang masuk dalam kriteria perhitungan. Alhasil, nama-nama wahid dari Amerika Latin seperti Diego Maradona, Pele dan pemain-pemain non Eropa lainnya yang bersinar sama sekali tidak dianggap, kecuali bila mereka semua mencuat di pertengahan 1990, sampai dewasa ini pun Ballon d'Or kemudian di-merger dengan penghargaan Pemain Terbaik Dunia FIFA menjadi FIFA Ballon d'Or sejak 2010 lalu.

KIPER

Legenda Uni Soviet Lev Yashin menjadi satu-satunya kiper yang sukses mencaplok gelar Ballon d'Or di tahun 1963, akan tetapi bila berbicara apa tidak ada lagi kiper terbaik di era lampau? Jawabannya ada! Tapi tidak seberuntung Yashin.

Memasuki tahun 1970, nama Sepp Maier muncul ke permukaan berkat performa gemilangnya. Ia bahkan bisa disebut salah satu kiper nomor satu terbaik di dunia pada paruh pertama di dekade tersebut. Ia menjadi bagian dari sukses Bayern Munich memenangkan tiga titel beruntun di kompetisi Eropa, mengantar Jerman berjaya di Euro 72, dan dua tahun selanjutnya ia kembali mengantarkan tim Panser menggondol trofi yang lebih bergengsi, Piala Dunia. Sayang beribu sayang, kebintangan Maier tertutupi oleh dua superstar Jerman ketika itu, Franz Beckenbauer dan Gerd Muller yang keduanya tidak pernah absen dari tiga terbaik dunia selama delapan tahun.

Kemudian aksi Dino Zoff di tahun 1973 yang mampu menjaga gawangnya dengan mencatat rekor tidak kebobolan selama 21 bulan hanya diapresiasi dengan gelar perak. Ia kalah dari Johan Cruyff, yang dianggap paling pantas memenangkan Ballon d'Or usai memimpin Ajax meraih gelar ketiganya di ajang Eropa. Raksasa Belanda itu mengalahkan Juventus-nya Zoff 1-0 di final. Karier Zoff sejatinya kembali mengangkasa saat dia berhasil mengangkat gelar Piala Dunia 1982 di usia 40. Di tahun itu pula ia memberikan enam gelar Scudetto bagi Juventus. Namun apa boleh bikin, aksi menawah Paolo Rossi, rekan setim Zoff, yang mencetak enam gol di Spanyol berhasil "menjatuhkan" pamor sang kiper untuk kemudian meraih gelar Ballon d'Or. Perlu diperdebatkan lagi memang, apakah sebetulnya Rossi pantas mengklaim Ballon d'Or ketika itu  sebab sebelum pentas Piala Dunia digelar ia lebih banyak mendekam di luar lapangan akibat terkena sanksi larangan bertanding dalam jangka panjang.

Ballon d'Or di tahun 1992 mungkin pantas disematkan pada sosok Peter Schmeichel yang secara epik dan mencengangkan dunia sukses mengantar timnas Denmark menganjung trofi Euro '92. Tapi lagi-lagi prestasi bukan jaminan mutlak. Justru Marco van Basten lah yang dianugerahi Ballon d'Or di tahun itu. Ironisnya, pada semi-final Euro di tahun tersebut, Schmeichel berhasil mengagalkan penalti van Basten di semi-final sebelum Denmark melaju ke partai puncak. AC Milan yang dibela van Basten juga terdepak dari ajang Eropa di edisi 91/92, meski pada akhirnya mungkin catatan 29 gol di kancah domestik dan mengantar Milan ke tahta Scudetto yang menjadi bahan pertimbangan van Basten meraih Ballon d'Or. Tapi jika Anda melihat perjuangan dramatis Manchester United-nya Schmeichel di Liga Champions edisi 1999, apakah Anda mau membantah betapa gigihnya combeback mustahil Setan Merah saat mengalahkan Bayern Munich di final? Yang mana kemenangan di ajang Liga Champions itu pun mengukuhkan status United sebagai treble-winners di tahun itu.


 

Oliver Kahn
turut pula menjadi salah satu legenda terlupakan di tahun 2001-2002. Aksi briliannya di final Liga Champions dengan mengalahkan Valencia dalam drama adu penalti benar-benar tidak dianggap. Tiga algojo berhasil ia bendung untuk memberdirikan timnya di podium juara di musim itu. Tapi apa lacur, Michael Owen dinilai paling pantas duduk di tahta Ballon d'Or atas kepahlawanannya mempersembahkan Piala FA, Piala Liga dan Piala UEFA bagi Liverpool. Apakah catatan itu lebih agung dibanding milik Kahn?

Di era modern ini, kembali dua nama sohor "terasingkan". Adalah Gianluigi Buffon dan Iker Casillas, dua kiper yang memenangkan Piala Dunia 2006 dan 2010 dengan hanya kebobolan dua gol sepanjang turnamen. Keduanya berjibaku mengamankan gawangnya selama final Piala Dunia, Buffon membuat penyelamatan krusial dengan membendung aksi berbahaya Zinedine Zidane dan Casillas yang menghentikan pergerakan Arjen Robben dalam posisi satu lawan satu. Khusus Casillas, jangan lupakan pula karena dua tahun sebelum Piala Dunia itu ia sudah mempersembahkan gelar Euro 2008 bagi tim Matador. Sementara Buffon pada akhirnya kalah kelas dari Fabio Cannavaro yang menempatkan diri di posisi pertama Ballon d'Or dan sang kiper harus rela jadi runner-up. Casillas? Sepertinya menjadi sebuah ironi tersendiri melihat Spanyol yang dalam beberapa tahun terakhir mendominasi dunia tapi tak satupun pemainnya bisa beridiri di podium Ballon d'Or. Yah, mencengangkan!
BEK

Jika di sektor kiper cuma ada satu nama yang pernah memenangkan Ballon d'Or, di jajaran bek dunia juga hanya ada sedikit. Mereka adalah Franz Beckenbauer, Matthias Sammer dan Fabio Cannavaro. Sekali lagi Ballon d'Or seperti menunjukkan favoritisme pada pemain-pemain yang bernaluri menyerang.

Favoritisme itulah yang kemudian menghalangi para legenda-legenda defender wahid untuk menjadi yang terbaik dunia. Terlepas dari tiga nama bek di atas yang sukses menasbihkan diri sebagai yang tersohor seantero dunia, pernahkan kita menyadari momen spartan yang diukir bek-bek seperti Bobby Moore, Franco Baresi dan Paolo Maldini? Dimulai dari Moore. Di tahun 1966, Moore mengapteni Inggris dan membawa tim Tiga Singa mendominasi dunia, tapi lihat, ia hanya menjadi runner-up Ballon d'Or setelah empat tahun berselang. Adalah Bobby Charlton yang dianggap paling berjasa atas sukses besar Inggris, terlebih dobel golnya di semi-final dengan mengalahkan Portugal.

1987-1992 menjadi masa supremasinya duo Belanda yang membela AC Milan Ruud Gullit dan van Basten. Mereka berdua mampu memproduksi empat Ballon d'Or berkat aksi-askinya selama periode tersebut. Hal yang membuat nama Baresi tenggelam dan seolah benar-benar mempertegas kalau tidak ada bek yang bisa menandai diri mereka dengan label terbaik dunia. Padahal di masa itu, campur andil Baresi bagi Milan sulit ditampik. Dunia mengakui kalau pertahanan Milan di era Baresi merupakan barisan palang pintu terkokoh sepanjang masa. Baresi menjadi sosok kapten, pemimpin, namun tetap yang terlupakan dan jauh dari keberhasilan menggaet gelar Ballon d'Or.

Masih ada nama dari Milan lainnya. Apakah Anda loyalis Rossoneri mau melupakan begitu saja jasa-jasa luar biasa sang ikon, Paolo Maldini? Hampir seperempat abad kariernya dihabiskan hanya berbakti pada Milan. Disebut-sebut sebagai bek kiri terbaik sepanjang masa, pemenang tujuh Scudetto dan lima ajang Eropa di antara gelar-gelar lain yang dihadirkan Maldini. Tapi Ballon d'Or? Maldini tidak punya. Perjalanan emas Maldini dimulai dari final Liga Champions 1994 saat Rossoneri sukses menjungkalkan Barcelona dream-team ala Cruyff 4-0. Di tahun itu juga, Maldini menjadi bagian tak terpisahkan dari Scudetto Milan dan melenggangnya Italia di final Piala Dunia menghadapi Brasil. Bukankah luar biasa?

       TIGA BEK IKON YANG TAK PERNAH MENANGI BALLON D'OR
Moore Baresi Maldini

Namun selain tiga ikon itu, masih banyak bek-bek lainnya yang layak mendapatkan tempat untuk merebut Golden Ball. Giaconto Facchetti [pilar Inter yang memenangkan Liga Champions pada 1965], Paul Bretner [mencetak gol di dua final Piala Dunia], Andreas Brehme [mungkin bisa disebut salah satu bek kidal terbaik Jerman yang mencetak gol di babak 16 besar, semi-final dan tendangan penalti di final Piala Dunia 1990, dan dinilai sebagai libero terbaik dalam sejarah setelah era Franz Beckenbauer], lalu ada Roberto Carlos [yang berperan penting dalam kejayaan Madrid di Liga Champions dan Piala Dunia pada 2002, namun yang memenangkan Ballon d'Or adalah Ronaldo, padahal ia banyak berkutat dengan cedera], kemudian Lilian Thuram [sukses di Piala Dunia 1998 dan Euro 2000], nama-nama semacam Berti Vogts dan Uli Stielike [Jerman], Ruud Krol [Belanda] dan bek Italia lainnya seperti Alessandro Nesta tinggallah sebuah sosok yang tak terindahkah.

GELANDANG

Pemain yang bermain di posisi ini memang belum banyak mendapat pengakuan sebagai yang terbaik seantero dunia, namun tetap saja ada beberapa legenda yang sepatutnya tidak kehilangan gelar Ballon d'Or. Jika di edisi kali ini Xavi yang mengalami nasib malang, jauh 40 tahun silam sudah mencuat pula perdebatan tentang siapa sebetulnya sosok gelandang terbaik dunia. Playmaker Gunter Netzer mungkin punya kisah serupa layaknya gelandang Barcelona itu. Bintang Borussia Mochengladbach ini mungkin menjadi pemain yang paling bersinar di laga kontra Inggris di Wembley pada perempat-final Euro 1972. Tak sampai di situ, berkat tenaganya jugalah yang menginspirasi Jerman memenangkan Euro edisi kali itu. Namun Di tahun tersebut, Netzer hanya menjadi pemanis dua rekannya yang mengklaim tempat pertama dan kedua dalam Bellon d'Or tahun 72, Franz Beckenbauer dan Gerd Muller.

Netzer juga bukan satu-satunya gelandang serang Jerman berkelas yang gagal ternobatkan sebagai juara Ballon d'Or. Di era 70-an, ada juga nama seperti Wolfgang Overath, yang bahu membahu bersama Netzer di Piala Dunia 1970 dan 1974. Untuk Piala Dunia terakhir keduanya sukses menghadiahkan publik Jerman trofi lambang supremasi sepakbola dunia itu. Dan Wolfgang pun menjadi salah satu pemain terbaik di pesta sepakbola empat tahunan tersebut.



Berbeda dengan Xavi ataupun Andres Iniesta yang menajdi pahlawan penentu kemenangan Spanyol atas Belanda di final Piala Dunia 2010 namun belum pernah mencicipi Ballon d'Or. Kilas balik ke era 50-60-an, La Furio Roja punya senjata rahasia mematikan. Dia adalah Luis Suarez, pemenang Ballon d'Or 1960. Akan tetapi sepertinya gelar Ballon d'Or untuk Suarez itu terasa tidak adil bila tidak memperhitungkan kontribusi brilian pemain seperti Francesco Geto -- salah satu winger terbaik di masanya -- yang menjadi kunci kedigdayaan Madrid dalam memenangkan lima Liga Champions pertama klub bersama Alfredo Di Stefano dan Ferenc Puskas. Tapi sekali lagi, selalu ada kolega yang lebih memiliki high-profile untuk menutupi kegemilangannya.

Masih berbicara seputar Madrid, banyak kalangan percaya Bernd Schuster seharusnya pantas memenangkan Ballon d'Or 1980. Ia dinilai lebih berjasa ketimbang Karl-Heinz Rummenigge yang di tahun itu memang menghadiahi Jerman Barat gelar Euro di Italia. Akan tetapi, di usia 20 tahun, Schuster diklaim sebagai Player of the Tournament bersama pemain Belgia Wilfried van Moer. Walau begitu, catatan Rummenigge di tahun tersebut dengan memenangkan gelar Bundesliga, mencapai semi-final Piala UEFA dan torehan 31 gol bagi klub di musim 1979-80 sudah cukup bagi dirinya untuk mengunci Ballon d'Or.

Milan di zaman Arrigo Sacchi pada era 80-an juga punya banyak cerita epik terkait sosok Frank Rijkaard, pemegang dua kali perunggu Ballon d'Or yang kerap dinilai pantas memiliki lebih dari itu. Akan tetapi, prestasi besar Rijkaard dianggap tak sebanding dengan torehan partner Belanda-nya, Ruud Gullit dan Marco van Basten, yang mengklaim tiga gelar Ballon d'Or di dekade tersebut. Rijkaard hanya menjadi bayang-bayang kedua koleganya itu kendati ia menjadi bagian vital dalam kemenangan di final Liga Champions pada 1990 dan di final Piala Interkontinental tahun itu. Belum lagi nama-nama seperti Dragan Dzajic, Jimmy Johnstone, Sandro Mazzola, Johan Neeskens, Jean Tigana, dan Alain Giresse. Mereka semua tida bisa dispelekan untuk disebut sebagai penantang serius Ballon d'Or.

PENYERANG

Lebih dari 30 perengkuh Ballon d'Or sejak 1956 didominasi dari barisan penyerang, namun ada beberapa bomber legenda yang tampaknya perlu diperhatikan. Ferenc Puskas misalnya. Kendati ia memenangkan kejuaran Eropa di usia kompetisi yang baru terlahir, nyatanya Puskas hanya menjadi bayang-bayang di belakang Luis Suarez untuk sekedar menjadi nomor dua pada 1960. Di tahun-tahun awal diresmikannya Ballon d'Or, Hongaria berjaya dengan membekuk Inggris 6-3 di Wembley. Rasanya gelar terbaik dunia pantas disematkan pada Puskas di masa itu. John Charles juga dielu-elukan sebagai pesepakbola Inggris terhebat sepanjang masa, mendapatkan suara terbanyak sebagai pemain asing terbaik di Serie A bergabung dengan Maradona dan Platini, torehan golnya juga bagi Juventus benar-benar ciamik [105 gol dalam lima musim] serta tiga Scudetto. Masih kurang pantaskah Ballon d'Or lantas berada dalam genggaman Charles? Hanya karena kegagalan Bianconerri di kancah Eropa menjadi kunci kekalahan dirinya merebut Ballon d'Or dan pada akhirnya harus puas hanya menempati tiga besar pada 1959.

Namun Charles tidak sendiri menjadi pemain yang terpinggirkan dari status terbaik dunia. Ada nama mentereng seperti Thierry Henry, Legenda Arsenal yang sekarang ini kembali memperkuat klub yang telah melambungkan namanya tersebut untuk jangka pendek, yang menemani Charles. Agaknya torehan 226 gol dan dua persembahan Liga Primer Inggris belum cukup untuk mengukuhkan pemain milik New York Red Bulls ini memenangkan Ballon d'Or. Apa memang kontribusi Henry masih terbilang kurang untuk the Gunners? Coba tengok di musim 2004. Arsenal mengalami fase yang amat sulit ditandingi tim-tim lain. Betapa tidak, Arsenal-nya Henry menyapu bersih semua pertandingan Liga dengan tak terkalahkan dan sang penyerang membukukan 39 gol di semua kompetisi. Alasannya mungkin merujuk pada kegagalan Henry membawa Prancis berjaya di Euro 2004, sementara Andriy Shevchenko menggebrak setahun setelahnya untuk mengklaim Ballon d'Or. Henry? sepertinya memang tidak "dijodohkan" memenangkan gelar pribadi paling bergengsi tersebut.

Selain Charles, Juve juga punya nama lain yang tak masuk perhitungan namun kontribusinya fantastis selama satu dekade. Dia adalah Michael Laudrup. Pemain Denmark itu menggebrak dunia di usia belianya pada 1982-83. Yah, Laudrup mencuri hati dunia ketika melakukan impak besar di Juve, Barcelona, Real Madrid dan tentu saja bersama Denmark di Euro '84 dan Piala Dunia '86. Partnernya di lini depan bersama si 'Danish Dynamite', Preben Elkjaer, menjadi momok yang ditakuti di Eropa di pertengahan 1980. Membawa Scandinavians ke semi-final Euro, dan menghadiahi Verona satu capaian historis, Scudetto, setahun berselang. Tapi bagaimanapun, nama Platini tak bisa dipatahkan oleh Elkjaer yang di 80-an sukses mengukir hat-trick.

                TIGA LEGENDA YANG TAK PERNAH RAIH BALLON D'OR
Puskas Elkjaer Henry

Momen paling dramatis bagi Platini terjadi di final Piala Eropa 1985, di mana ditandai dengan penegasan hat-trick Ballon d'Or. Rivalnya pada saat itu adalah Kenny Dalglish, legenda terpinggirkan lainnya yang dianggap pantas menjadi yang tersohor di jagat sepakbola dunia setelah dominasi timnya, Liverpool, sanggup menguasai Eropa selama delapan tahun dan mendulang tiga titel di ajang terbaik Benua Biru. Pria yang kini membesut the Reds itu mencetak gol tunggal penentu juara Liverpool di final Liga Champions 1978, dan itu merupakan musim terbaiknya bersama klub terlebih karena catatan 31 gol-nya. Ditambah tidak adanya pemain yang menonjol selama bergulirnya Piala Dunia 1978, Dalsglish semestinya pantas dinobatkan menjadi nomor satu dunia. Tapi kenyataan berbicara lain. Tidak ada nama Dalglish dalam daftar nominasi tiga besar Ballon d'Or.

Beralih ke bintang sepakbola modern yang semestinya patut merasakan Ballon d'Or adalah legenda hidup Real Madrid, Raul. Meski ia tak bisa memberikan angin segar bagi timnas Spanyol, rekor 323 gol, enam gelar La Liga, dan tiga di ajang Eropa, dan sejumlah momen-momen magic bagi Madrid sepertinya tak salah menempatkan Raul di jajaran pesohor Ballon d'Or. Sayang, hal itu tak pernah terjadi sama sekali. Selanjutnya Pada 2001, kita semua tak lupa bagaimana Raul berhasil membawa Madrid memenangkan La Liga dengan catatan rekor gol menakjubkan yang belum pernah ia capai sebelumnya. Tak salah rasanya bila Raul pantas berada di atas Michael Owen untuk mengkudeta Ballon d'Or pada tahun tersebut.

Bagaimana dengan sepak terjang Wesley Sneijder sepanjang 2010? Treble gelar bersama Inter, final Piala Dunia 2010 bersama Belanda, belum cukup pantaskah sang playmaker mendapatkan Golden Ball? Samuel Eto'o yang mencatatkan diri sebagai pemain yang merasakan dua kali final Liga Champions beruntun dan andil besarnya dalam treble winners Inter?

Pantas saja bila Messi setelah disahkan menjadi pemain terbaik dunia untuk ketiga kali berutut-turut kemudian mendedikasikan dan "membagi" gelar pribadinya itu untuk Xavi.

Menurut Anda, siapa saja pemain terbaik dunia yang tak pernah meraih Ballon d'Or atau Bola Emas? Saking banyaknya, mungkin Anda bisa menyusun sendiri dalam bentuk starting XI. Kami dari GOAL.com Indonesia tertarik mendengar opini Anda. Manfaatkan formulir di bawah ini...